TUGAS 9
Manajemen risiko adalah suatu
pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan
dengan ancaman. Manajemen risiko keuangan terfokus pada risiko yang dapat
dikelola dengan menggunakan instrument-instrumen keuangan. Kompenen-komponen
utama risiko mata uang asing Untuk meminimalkan eksposur yang dihadapi atas
volatilitas kurs valuta asing, harga komoditas, tingkat suku bunga, dan harga
sekuritas, industri jasa keuangan banyak menawarkan produk lindung nilai
keuangan, seperti swap, suku bunga, dan juga opsi.
Kebanyakan instrument keuangan
tersebut diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca oleh sejumlah perusahaan
yang melakukan pelaporan keuangan secara internasional. Akibatnya,
risiko-risiko yang terkait dengan penggunaan instrument ini sering kali
tertutupi, dan sampai sekarang pembuat standar akuntansi dunia melakukan
pembahasan atas prinsip pengukuran dan pelaporan yang tepat untuk produk-produk
keuangan ini. Materi pembahasan ini salah satunya adalah membahas pelaporan
internal dan masalah pengendalian yang terkait dengan masalah yang sangat
penting.
Ada beberapa komponrn utama dalam
risiko mata uang asing, yaitu:
1. Accounting risiko (risiko
akuntansi): Risiko bahwa perlakuan akuntansi yang lebih disukai atas suatu
transaksi tidak tersedia.
2. Balance sheet hedge (lindung nilai
neraca) : Mengurangi eksposur valuta asing yang dihadapi dengan membedakan
berbagai aktiva dan kewajiaban luar negeri suatu perusahaan.
3. Cunterpaty (pihak lawan):
Individu/lembaga yang terpengaruh dengan suatu transaksi.
4. Credit risk (risiko kredit) : Risiko
bahwa pihak lawan mengalami gagal bayar atas kewajibannya.
5. Derivatif : Perjanjian kontraktual
yang menimbulkan hak atau kewajiban khusus dengan nilai yang berasal dari
instrument atau komoditas keuangan lainnya.
6. Economic exposure (eksposur ekonomi)
: Pengaruh perubahan kurs valuta asing terhadap biaya dan pendapatan perusahaan
di masa depan.
7. Exposure management (manajemen
eksposur) : Penyusunan strukturdalam perusahaan untuk meminimalkan pengaruh
buruk perubahan kurs terhadap laba.
8. Foreign currency commitment
(komitmen mata uang asing) : Komitmen penjualan/pembelian perusahaan yang
berdenominasi dalam mata uang asing.
9. Inflation differential (perbedaan
inflasi): Perbedaan dalam laju inflasi antar dua negara atau lebih.
10. Liquidity risk (risiko likuiditas) :
Ketidakmampuan untuk melakukan perdagangan suatu instrument keuangan dengan
tepat waktu.
11. Market discontinuities
(diskontinuitas pasar) : Perubahan nilai pasar secara mendadak dan signifikan.
12. Market risk (risiko pasar) : Risiko
kerugian akibat perubahan tak terduga dalam harga valuta asing, kredit
komoditas, dan ekuitas.
13. Net exposed asset position (risiko
potensial posisi aktiva bersih) : Kelebihan posisi aktiva terhadap posisi
kewajiban (juga disebut sebagai posisi positif).
14. Net exposed liability position
(risiko potensial posisi kewajiban bersih) : Kelebihan posisi kewajiban
terhadap posisi aktiva (juga dusebut sebagai posisi negatif).
15. Net investment (investasi bersih) :
Suatu posisi aktiva atau kewajiban bersih yang terjadi pada suatu perusahaan.
16. National amount (jumlah nasional) :
Jumlah pokok yang dinyatakan dalam kontrak untuk menentukan penyelesaian.
17. Operational hedge (lindung nilai
operasional): Perlindungan risiko valutaasing yang memfokuskan pada variabel
yang mempengaruhi pendapatandan beban suatu perusahaan dalam mata uang asing.
18. Option (opsi) : Hak (bukan
kewajiban) untuk membeli atau menjual suatu kontrak keuangan sebesar harga yang
ditentukan sebelum atau pada saat tanggal tertentu di masa datang.
19. Regulatory risk (risiko regulator) :
Risiko bahwa suatu undang-undang public akan membatasi maksud penggunaan suatu
produk keuangan.
20. Risiko mapping (pemetaan risiko) :
Mengamati hubungan temporal berbagai risiko pasar dengan berbagai variabel
laporan keuangan yang mempengaruhi nilai perusahaan dan menganalisis kemungkinan
terjadinya.
21. Structural hedges (lindung nilai
struktural) : Pemilihan atau relokasi operasi untuk mengurangi keseluruham
ekspor valuta asing suatu perusahaan.
22. Tax risk (risiko pajak) : Risiko
bahwa tidak adanya perlakuan pajak yang diinginkan.
23. Translation exposure (eksposur
translasi) : Mengukur pengaruh dalam mata uang induk perusahaan atas perubahan
valuta asing terhadap aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban dalam mata uang
asing.
24. Transaction potential risk (risiko
potensial transaksi) : Keuntungan ataukerugian valuta asing yang timbul dari
penyelesaian atau konversitransaksi dalam mata uang asing.
25. Value at risk (nilai atas risiko) :
Risiko kerugian atas portofolio perdagangan suatu perusahaan yang disebabkan
oleh perubahan dalam kondisi pasar.
26. Value driver (pemicu nilai) :
Akun-akun neraca dan laporan laba rugi yang mempengaruhi nilai perusahaan.
Tugas dalam mengelola risiko mata
uang asing. Manajemen risiko dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan
mengidentifikasi, mengendalikan/mengelola risiko keuangan yang dihadapi secara
aktif. Jika nilai perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa depannya,
manajemen potensi risiko yang aktif dapat dibenarkan dengan beberapa alasan
berikut:
Manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan.
Aliran arus kas yang lebih stabil dapat meminimalkan kejutan laba, sehingga
meningkatkan nilai kini ekspektasi arus kas. Laba yang stabil juga mengurangi
kemungkinan risiko gagal bayar dan kebangkrutan, atau risiko bahwa laba mungkin
tidak dapat menutupi pembayaran jasa utang kontraktual. Manajemen eksposur yang
aktif memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada risiko bisnisnya yang
utama. Contohnya pada perusahaan manufaktur, ia dapat melakukan lindung nilai
risiko suku bunga dan mata uang, sehingga dapat berkonsentrasi pada produksi
dan pemasaran.
Para pemberi pinjaman, karyawan, dan pelanggan juga memperoleh manfaat dari
manajemen eksposur. Pemberi pinjaman umumnya memiliki toleransi risiko yang
lebih rendah dibandingkan dengan pemegang saham, sehingga membatasi eksposur
perusahaan untuk menyeimbangkan kepentingan pemegang saham dan pemegang
obligasi. Produk derivative juga memungkinkan dana pensiun yang dikelola
pemberi kerja memperoleh imbalan yang lebih tinggi dengan memberi kesempatan
untuk berinvestasi dalam instrument tertentu tanpa harus membeli atau menjual
instrument terkait secara nyata. Karena kerugian yang ditimbulkan oleh risiko
harga dan suku bunga tertentu dialihkan kepada pelanggan dalam bentuk harga
yang lebih tinggi, manajemen eksposur membatasi risiko yang dihadapi oleh
konsumen. Mendefinisikan dan menghitung risiko translasi
Perusahaan dengan operasi luar
negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan
para pembaca laporan keuangan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas
operasi perusahaan baik domestic dan luar negeri. Laporan keuangan anak
perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang
dengan mata uang induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan
dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi. Translasi tidak
sama dengan konversi. Konversi adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata
uang yang lain secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter,
seperti hanya sebuah neraca yang dinyatakan dalam IDR disajiakan ulang dalam
nilai ekuivalen Dollar AS.
Potensi risiko translasi ini
mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang
domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh
perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam
nilai ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan pengawasan manajemen atau
pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi itu menimbulkan dampak langsung
terhadap laba yang diinginkan. Risiko translasi dapat dihitung dengan 2 cara,
yaitu: Dikatakan potensi risiko positif apabila aktiva terpapar lebih besar
daripada kewajiban (yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan
berdasarkan kurs kini. Devaluasi mata uang asing relatif terhadap mata uang
pelaporan (nilai mata uang asing menurun) menimbulkan kerugian translasi.
Revaluasi mata uang asing (nilai mata uang asing meningkat) menghasilkan
keuntungan translasi.
Potensi risiko negatif apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar.
Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan
translasi. Revalusi mata uang asing menyebabkan kerugian translasi.
Selain potensi risiko translasi pengukuran
akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini juga berpusat pada
potensi risiko transaksi. Potensi risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan
dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi
yang berdenominasi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian transaksi
memiliki dampak langsung terhadap arus kas. Laporan potensi risiko transaksi
berisi pos-pos yang umumnya tidak muncul dalam laporan keuangan konvensional,
tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi seperti kontrak forward mata
uang asing, komitmen pembelian dan penjualan masa depan dan sewa guna usaha
jangka panjang.
Perbedaan risiko akuntansi dan
risiko ekonomi. Akuntansi manajemen memainkan peran yang penting dalam proses
risiko manajemen. Mereka membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar,
mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko
alternative, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko
tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi program
lindung nilai.
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai jenis risiko
market berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali
dengan pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai
suatu perusahaan dan pesaingnya. Pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan
pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu
perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga,
serta risiko harga komoditas dan ekuitas. Mata uang Negara sumber pembelian
mengalami penurunan nilai relative terhadap mata uang Negara domestik, maka
perubahan ini dapat menyebabkan pesaing domestik mampu menjual dengan harga
yang lebih rendah, ini disebut sebagai risiko kompetitif mata uang yang dihadapi.
Akuntan manajemen harus memasukkan suatu fungsi demikian probabilitas yang
terkait dengan serangkaian hasil keluaran masing-masing pemicu nilai.
Peran lain yang dimainkan oleh para
akuntan dalam proses manajemen resiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan
yang berkaitan dengan alternative strategi respon risiko. Risiko kurs valuta
asing adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh
perusahaan multinasional.
Di dalam dunia kurs mengambang,
manajemen risiko mencakup: antispasi pergerakan kurs pengukuran risiko kurs
valuta asing yang dihadapi perusahaan perancangan strategi perlindungan yang
memadai pembuatan pengendalian manajemen risiko internal. Manajer keuangan
harus memiliki informasi mengenai kemungkinan arah, waktu, dan magnitude
perubahan kurs dan dapat menyusun ukuran-ukuran defensive memadai dengan lebih
efisien dan efektif. Strategi perlindungan nilai tukar dan perlakuan akuntansi
yang diperlukan
Setelah mengidentifikasi potensi risiko, selanjutnya adalah merancang strategi
lindung nilai untuk meminimalkan atau bahkan menghilangkan potensi risiko
tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan lindung nilai neraca, operasional, dan
kontraktual.
a. Lindungi Nilai Neraca
Strategi perlindungan dengan menyesuaikan tingkatan dan
nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang terpapar, yang
akan dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan. Contoh metode
lindung nilai pada suatu anak perusahaan yang berlokasi di negara yang rentan
terhadap devaluasi adalah:
• Mempertahankan saldo kas dalam mata uang lokal sebesar tingkat minimum yang diperlukan untuk mendukung operasi
berjalan.
• Mengembalikan laba yang di atas
jumlah yang diperlukan untukekspansi modal kepada induk perusahaan.
• Mempercepat (memastikan-leading)
penerimaan dari piutang dagangyang beredar dalam mata uang local.
• Menunda (memperlambat-lagging)
pembayaran utang dalam mata uang local.
•Mempercepat pembayaran utang dalam
mata uang asing.
• Menginvestasikan kelebihan utang
tunai ke dalam persediaan danaktiva lainnya dalam mata uang local yang tidak
terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi.
• Berinvestasi dalam aktiva di luar
negeri dengan mata uang yang kuat.
b. Lindung Nilai Operasional
Lindung nilai operasional berfokus pada variabel-variabel
yang mempengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang asing. Pengendalian
biaya yang lebih ketat memungkinkan margin keselamatan yang lebih besar
terhadap potensi kerugian mata uang. Lindung nilai structural mencakup relokasi
tempat manufaktur untuk mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan atau
mengubah negara yang menjadi sumber bahan mentah dan komponen manufaktur.
c. Lindung Nilai Kontraktual
Salah satu bentuk lindung nilai dengan instrumen keuangan,
baik instrument derivatif maupun instrument dasar. Produk instrument ini
mencakup kontrak forward, future, opsi, dan gabungan ketiganya dikembangkan.
Untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam
mengelola potensi risiko valas yang dihadapi.
Perlakuan Akuntansi Sebelum standar dibuat, standar
akuntansi global untuk produk derivatif tidak lengkap, tidak konsisten dan
dikembangkan secara bertahap. Kebanyakan instrument keuangan, yang sifatnya
dapat dieksekusi, diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca. Kemudian FASB
menerbitkan FAS No.133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April
2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi
untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS No. 39 (revisi) berisi
panduan yang untuk pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap
akuntansi untuk derivative keuangan. Masalah akuntansi dan pengendalian,
terkait dengan manajemen risiko nilai tukar mata uang asing.
Contoh kasus: Perusahaan-perusahaan secara berkesinambungan
menciptakan dan menerapkan strategi-strategi baru untuk memperbaiki arus kas
mereka dalam rangka meningkatkan kekayaan pemegang saham. Sejumlah strategi
mengharuskan dilakukannya ekspansi dalam pasar local. Strategi-strategi lain
mengharuskan penetrasi ke dalam pasar asing. Pasar luar negeri bisa sangat
berbeda dari pasar lokal. Pasar luar negeri menciptakan kesempatan timbulnya peningkatan
arus kas perusahaan. Banyaknya hambatan masuk ke dalam pasar luar negeri yang
telah dicabut atau berkurang, mendorong perusahaan-perusahaan untuk memperluas
perdagangan internasional. Konsekuensinya, banyak perusahaan nasional berubah
menjadi perusahaan multinasional (multinasional corporation) yang didefinisikan
sebagai perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam suatu bentuk bisnis
internasional.
Tujuan MNC sendiri secara umum adalah memaksimumkan kekayaan
pemegang saham. Penentuan tujuan sangat penting bagi sebuah MNC, karena semua
keputusan yang akan dilakukan harus memberikan kontribusi bagi pencapaian
tujuan tersebut. Setiap usulan kebijakan korporasi tidak hanya perlu
mempertimbangkan laba potensial, tetapi juga risiko-risikonya. Sebuah MNC harus
membuat keputusan-keputusan berlandaskan tujuan yang sama dengan tujuan perusahaan
domestik murni. Tetapi di sisi lain, perusahaan MNC memiliki kesempatan yang
jauh lebih luas, yang membuat keputusannya menjadi lebih kompleks.
Ada beberapa kendala yang dialami oleh perusahaan MNC
seperti, kendala lingkungan, kendala regulatori, dan kendala etika. Kendala
lingkungan dapat dilihat dari perbedaan karakteristik tiap negara. Kendala
regulatori berupa perbedaan peraturan setiap negara yang ada seperti, pajak,
aturan-aturan konversi valuta, serta peraturan-peraturan lain yang dapat mempengaruhi
arus kas anak perusahaan. Kendala etika sendiri digambarkan sebagai suatu
praktek bisnis yang berbeda-beda ditiap Negara.
MNC, dalam melakukan bisnis internasionalnya, secara umum
dapat menggunakan metode-metode berikut:
• Perdagangan Internasioanl
• Licenshing
• Franchising
• Usaha patungan Akuisisi perusahaan
• Akuisisi perusahaan
• pembentukan anak perusahaan baru
diluar negeri
Metode-metode bisnis internasional
meminta investasi langsung dalam operasi-operasinya di luar negeri atau lebih
dikenal dengan sebutan Direct Foreign Invesment (DFI). Perdagangan
internasional dan pemberian lisensi biasanya tidak dianggap sebagai DFI karena
keduanya tidak melibatkan investasi langsung dalam operasi di luar negeri.
Franchising dan usaha patungan cenderung meminta investasi langsung, tetapi
dalam jumlah relatif kecil. Akuisisi dan pendirian anak perusahaan baru
merupakan elemen DFI yang paling besar.
Berbagai peluang serta keuntungan
sebuah MNC tidak lepas dari risiko yang akan muncul. Walaupun bisnis internasional
dapat mengurangi exposure sebuah MNC terhadap kondisi-kondisi ekonomi negara
asalnya, bisnis internasional biasanya juga meningkatkan exposure MNC terhadap
pergerakan nilai tukar, kondisi ekonomi luar negeri, dan risiko politik.
Sebagian besar bisnis internasional meminta pertukaran satu valuta dengan
valuta yang lain untuk melakukan pembayaran. Karena nilai tukar terus
berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran juga tidak
pasti.
Konsekuensinya, jumlah unit valuta
negara asal yang dibutuhkan untuk membayar bisa berubah walaupun pemasoknya
tidak mengubah harga. Selain itu, ketika perusahaan multinasional memasuki
pasar asing untuk menjual produk, permintaan atas produk tersebut tergantung
pada kondisi-kondisi ekonomi dalam pasar tersebut. Jadi, arus kas perusahaan
multinasional dipengaruhi oleh kondisi-kondisi ekonomi luar negeri.
Manajemen dapat menggunakan
pengendalian terhadap nilai tukar mata uang asing dengan lindung nilai. Namun,
setiap strategi manajemen risiko keuangan harus mengevaluasi efektivitas
program lindung nilai tersebut. Umpan balik dari sistem evaluasi yang berjalan
akan membantu untuk menyusun pengalaman kelembagaan dalam praktek menajamen
risiko. Penilaian kinerja program manajemen risiko juga memberikan informasi
mengenai kapan strategi yang ada sudah tidak lagi tepat untuk digunakan. Jadi
intinya, pengendalian keuangan yang efektif adalah dengan sistem evaluasi
kinerja.
Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini
mencakup, tetapi tidak terbatas pada, bagian treasuri perusahaan, pembelian dan
anak perusahaan luar negeri. Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan
mencakup pengukuran kinerja seluruh prodram manajemen risiko nilai tukar,
mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan, dan pelaporan hasil lindung
nilai. Sistem evaluasi tersebut juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan
sejauh apa bagian trasuri perusahaan membantu unit usaha lainnya dalam
organisasi itu. Dalam banyak organisasi, manajemen risiko valuta asing
tersentralisasi pada kantor pusat perusahaan. Hal ini memungkinkan para manajer
anak perusahaan untuk berkonsentrasi pada usaha intinya. Namun demikian, ketika
membandingkan hasil actual dan hasil yang diperkirakan, sistem evaluasi harus
memiliki acuan yang digunakan untukmembandingkan keberhasilan perlindungan
risiko perusahaan.