PENALARAN
(arti kata, pengertian, jenis-jenis,
dan macam-macamnya)
Makalah
Ditulis untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Oleh
AGIS TRI RAHAYU
NPM: 20210279
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2012
Definisi,
Jenis-jenis penalaran
Dalam blog ini kita akn membahas
tentang penalaran. Penalaran adalah proses kegiatan berfikir manusia
melalui data, fakta atau empiris untuk pengambilan kesimpulan. Dengan kata lain
penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk menarik kesimpulan
Macam-macam penalaran
1. PENALARAN INDUKTIF
Secara garis besar bias dikatakan induksi adalah proses penalaran untuk sampai
pada suatu keputusan, prinsip, atau sikap yang bersifat umum dan khusus, beradasarkan
pengamatan atas hal-hal yang khusus.
Proses induksi dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
a) GENERALISASI
ialah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa. Generalisasi dibuktikan dengan data, contoh, statistic dll
Contoh :
Macam-macam penalaran
1. PENALARAN INDUKTIF
Secara garis besar bias dikatakan induksi adalah proses penalaran untuk sampai
pada suatu keputusan, prinsip, atau sikap yang bersifat umum dan khusus, beradasarkan
pengamatan atas hal-hal yang khusus.
Proses induksi dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
a) GENERALISASI
ialah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa. Generalisasi dibuktikan dengan data, contoh, statistic dll
Contoh :
Orang yang menjadi kader partai korupsi
Orang yang menjabat sebagai ketua umum partai korupsi
Generalisasi : Orang yang berkerja di partai korupsi
Jenis-jenis generalisasi :
- Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif
Adalah generalisasi dimana seluruh
fenomena yang menjadi atas dasar penyimpulan yang telah diselidiki.
Contoh: data survey LSM
- Generalisasi Dengan Loncatan Induktif
Adalah generalisasi dimana
kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki
diterapkan juga untuk semua fenomena
yang belum diselidiki.
contoh: Hampir seluruh partai mendapat pendapatan dari hasil
korupsi.
b) ANALOGI
adalah suatu proses penalaran membandingkan sifat esensial
yang mempunyai persamaan. Dengan asumsi tersebut diasumsikan ada persamaan pula
dalam hal lainya.
Ada
2 macam analogi,yaitu :
- Analogi Induktif
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada
pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena
pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi
induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu
kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti
terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh analogi induktif :
Timnas Indonesia lolos dalam
semifinal piala asia dengan demikian timnas Indonesia akan masuk piala dunia di
tahun mendatang dengan berlatih setiap hari.
- Analogi Deklaratif
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan
sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi
dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita
ketahui atau kita percayai.
contoh analogi deklaratif :
deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik
diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana
manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara
akal dan hati.
c) HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT
Hubungan sebab akibat diambil dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta tersebut.
Hubungan sebab akibat diambil dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta tersebut.
Penalaran induksi sebab akibat
dibedakan menjadi 3 macam:
- Hubungan sebab – akibat
Dalam hubungan ini dikemukakan
terlebih dahulu hal-hal yang menjadi sebab, kemudian ditarik kesimpulan yang
berupa akibat.
Contoh
Contoh
Belajar, berdoa, tekun dan tidak
putus asa adalah hal yang bias membuat kita berada di puncak kesuksesan.
- Hubungan akibat – sebab
Dalam hubungan ini dikemukakan
terlebih dahulu hal-hal yang menjadi akibat, selanjutnya ditarik kesimpulan
yang merupakan sebabnya.
Contoh :
Dewasa marak terjadi tindak criminal
di perkotaan seperti,tingkat stress yang tinggi, tawuran antar wilayah dan
bunuh diri yang disebabkan kenaikan harga bbm sehingga mengalami kesulitan
ekonomi.
- Hubungan sebab – akibat 1 – akibat 2
Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian
akibat. Akibat pertama menjadi sebab hingga menimbulkan akibat kedua. Akibat
kedua menjadi sebab yang menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya.
Contoh penalaran hubungan sebab –
akibat 1 – akibat 2:
Setiap menjelang hari idul fitri
arus lalu lintas di tol sangat ramai. Seminggu sebelum hari H jalanan sudah
dipenuhi kendaraan-kendaraan umum maupun pribadi yang mengangkut penumpang yang
akan pulang ke daerahnya masing-masing. Banyaknya kendaraan tersebut mau tidak
mau mengakibatkan arus lalu lintas menjadi semrawut. Kesemrawutan ini tidak
jarang sering menimbulkan kemacetan di mana-mana. Lebih dari itu bahkan tidak
mustahil kecelakaan menjadi sering terjadi.
2. Penalaran deduktif
Penalaran deduktif didasarkan pada
teori yang berlaku umum tentang hal / gejala. Ditarik kesimpulan hal yang
khusus. Merupakan bagian dari hal/gejala tadi. Secara garis besar maka
penalaran deduktif adalah bergerak dari hal atau gejala yang khusus menjadi
gejala yang khusus.
Jenis-jenis penalaran deduktif :
a) SILOGISME
Penalaran deduksi biasanya sering
digunakan adalah silogisme. Silogisme adala penalaran secara tidak langsung.
Dalam silogisme kita terdapat dua premis dan satu premis kesimpulan. Kedua
premis itu adalah premis umum/premis mayor dan premis khusus/premis minor. Dari
kedua premis tersebut kesimpulan dirumuskan.
Rumus menentukan kesimpulan sebagai
berikut :
PU : semua A = B
PK : C = A
K : C = B
Contoh : PU : Semua hewan yang
mempunyai telinga berkembang biak dengan melahirkan
PK : Rusa memiliki telinga
K : Rusa tentu berkembang biak
dengan
B.
b) ENTINEM
Entinem adalah silogisme yang
dipersingkat, hanya terdiri dari premis khusus dan kesimpulan. Entimen
mengandung penyimpulan sebab akibat dari kedua preposisi tersebut, yaitu
preposisi khusus (premis khusus) merupakan sebab bagi apa yang terkandung di
dalam preposisi kesimpulan
Contoh :
Silogisme kategorial : PU : Semua
dosen (A) adalah lulusan perguruan tinggi (B)
PK : Bapak Budi C adalah seorang
dosen (A)
K : Bapak Budi C adalah seorang
dosen (B)
Entinem : Bapak Budi adalah lulusan
perguruan tinggi ia seorang dosen
K PK
Sumber :